Breaking News
Loading...
Kamis, 14 November 2013

Pada bulan Oktober 2013, Yayasan Esbeka (Sayang Babel Kite) telah melakukan penandatangan naskah kerjasama (MoU) dengan dua sekolah dasar (SD) Negeri 10 dan SD Negeri 24 Sungailiat Bangka. MoU tersebut menegaskan bahwa Yayasan Esbeka  akan merintis pelajaran muatan lokal lingkungan hidup (mulok LH) di sekolah. Selanjutnya, sekolah dapat memberikan label sebagai sekolah berwawasan lingkungan. Tak disangka, rencana pelajaran mulok LH untuk semester genap ternyata disambut kompak oleh kedua sekolah tersebut dan menyarankan agar segera diberikan kepada siswa meskipun semester ganjil telah berjalan lebih dari setengah. Yayasan Esbeka  menyambut baik antusiasme sekolah dan langsung membuat rencana pokok pembelajaran (RPP) kepada pihak sekolah lengkap dengan trip dan kegiatan praktek di lapangan. Mentor untuk mata pelajaran mulok LH ini langsung dari tim inti pengurus Yayasan Esbeka yaitu M. Iqbal Zamzami, S.P sebagai koordinator untuk materi ekosistem daratan dan Indra Ambalika Syari, S.Pi sebagai koordinator untuk materi ekosistem laut.

Kami dari Yayasan Esbeka bersyukur karena MoU yang telah disepakati tidak hanya sekedar perjanjian tetapi berlanjut dalam program nyata berbentuk pelajaran mulok LH di sekolah. Hingga tanggal 1 November 2013, SD N 24 Sungailiat Bangka telah melakukan dua kali pertemuan dikelas dan sekali praktek di lapangan sedangkan di SD N 10 baru sekali pertemuan. Di SD N 24, Indra Ambalika Syari telah memberikan materi mengenai ekosistem terumbu karang, mulai dari pengenalan ekosistem terumbu karang, cara makan karang dan cara reproduksi karang. Selain itu disampaikan pula manfaat langsung dan tidak langsung dari ekosistem terumbu karang. Salah satu manfaat langsung dari ekosistem terumbu karang yang diajarkan kepada para siswa adalah semakin baik kondisi terumbu karang maka akan semakin banyak ikan hasil tangkapan nelayan disekitar lokasi terumbu karang tersebut. Dari 1 km2 terumbu karang yang sehat, dapat diperoleh 20 ton ikan yang cukup untuk memberi makan 1.200 orang  di wilayah pesisir setiap tahun (Burke et al., 2002). Karenanya,untuk melihat potensi perikanan, siswa diajak untuk melihat langsung kondisi lapangan dengan mendokumentasikan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan di Pantai Rebo. Ikan yang telah didokumentasikan kemudian ditulis nama lokal dan nama ilmiahnya berdasarkan buku identifikasi ikan “Indonesian Reef Fishes” Jilid 1, 2 dan 3 (Kuiter, H. Rudi & T. Tonozuka 2003). Kegiatan praktek lapangan ini dilakukan pada hari minggu, 3 November 2013 pukul 06.00 – 07.00 WIB. Pada waktu ini, Pantai Rebo berubah mendadak menjadi pasar ikan rakyat sekaligus berkumpulnya para pengumpul ikan yang kemudian menyebar ke berbagai penjuru desa menjual ikan dari hasil tangkapan nelayan Rebo.

Gambar 1. Siswa mendokumentasikan jenis-jenis ikan dengan menggunakan kamera ponsel
Gambar 2. Praktikum ditemani orangtua siswa untuk menambah keakraban sekaligus rekreasi
Gambar 3. Suasana praktek lapangan di Pantai Rebo oleh siswa-siswa SDN 24 Sungailiat
Gambar 4. Salah satu foto ikan yang didokumentasikan siswa (ikan kerisi khas Bangka, Nemipterus furcosus)
Nelayan Rebo sebagian besar merupakan nelayan bagan. Sekitar 70 bagan tancap nelayan terdapat di perairan Laut Rebo. Sayangnya, untuk menuju bagan diperlukan waktu yang cukup lama karena jarak bagan yang jauh hingga belasan mil laut. Padahal sekitar 10 tahun yang lalu, bagan-bagan nelayan terlihat jelas dari pinggir Pantai Rebo. Hal ini dikarenakan ekosistem terumbu karang di perairan Pantai Rebo telah banyak yang mati tertutup sedimen akibat penambangan timah baik di pesisir maupun ditengah laut. Banyak TI Apung, Kapal Isap Produksi (KIP) hingga kapal keruk beroperasi di pantai ini yang marak terjadi pada tahun 2008 – 2011. Belajar dari permasalahan inilah siswa SD diberi pengertian bahwa dengan menjaga kondisi ekositem terumbu karang tetap baik, maka kita tak perlu menangkap ikan hingga jauh ke tengah laut.


Di SD N 10, M. Iqbal Zamzami telah mengajarkan siswa kelas 5 tentang pentingnya memelihara tumbuhan. Dengan tema “sayangi bumi sayangi tumbuhan” siswa diajarkan untuk cinta menanam dan merawat tanaman di lingkungan sekitarnya. Panas yang semakin menyengat terasa di Pulau Bangka karena semakin banyaknya hutan yang rusak. Kegiatan pembelajaran mulok LH yang didesain merupakan perpaduan antara permasalahan di lapangan (daerah) dengan solusi penyelamatan dengan mengajarkan siswa agar lebih mencintai lingkungan, baik di darat maupun di laut. 
Gambar 5. Suasana belajar di kelas dengan tema"sayangi bumi sayangi tumbuhan" oleh M. Iqbal Zamzami
Harapan dari Yayasan Esbeka adalah kegiatan mulok LH di sekolah dasar ini dapat diterapkan hingga di seluruh SD di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai mata pelajaran berbasis kondisi lokal. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mungkin tidak mengalami krisis ekonomi yang parah, namun terlihat jelas dari pesawat udara bagaimana penampakan kerusakan alam di daratan kita akibat penambangan yang tidak terkontrol dan berita tentang kerusakan ekosistem terumbu karang yang semakin parah akibat izin penambangan timah laut yang terus dikeluarkan maka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada pada kondisi krisis dalam hal lingkungan hidup. Mengajarkan generasi muda dari sejak usia dini untuk mencintai dan peduli terhadap lingkungan adalah salah satu solusi jangka panjang yang dirintis Yayasan Esbeka bagi masa depan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang lebih baik. 

1 komentar:

  1. In the Rolex Submariner collection, the Green Aquaman is undoubtedly the most sought-after one. Its use of the brand's signature green colour makes it look quite a showstopper. There are old and new versions of the Green Ghost,replica watches uk with the old one having a green ring and green disc configuration, which is quite pure and classic. And replica longines watches for those who are a little aesthetically tired of the old Green replica montblanc watches Sailor, the new Green Sailor is worth a look. The black disc with green rim is a little less pure but more charming, and the fact that it is equipped with the 3235 movement is certainly a plus.

    BalasHapus