Breaking News
Loading...
Selasa, 12 November 2019

Melalui kerjasama dengan PT TIMAH AGRO MANUNGGAL (PT TAM) pada awal Tahun 2019, Yayasan Sayang Babel Kite (SBK) bersama-sama melaksanakan program reklamasi tambang laut PT TIMAH Tbk di perairan Pulau Bangka. Dua program utama berdasarkan Dokumen Rencana Reklamasi Tambang Laut PT TIMAH Tbk adalah transplantsai karang dan fish shelter. Tulisan kali ini khusus membahas fish shelter saja sedangkan untuk tulisan transplantasi karang akan di tulis pada artikel yang lain.

Fish shelter sebagaimana pengertiannya adalah tempat berkumpul sementara bagi ikan. Mirip dengan istilah shelter busway transjakarta yang biasa kita dengar (hehee..). Bedanya, ini shelter untuk ikan. Output dari program fish shelter ini sederhananya adalah semakin banyak ikan yang berkumpul di lokasi penenggelamannya maka semakin baik. Semakin banyak jenis ikan dan biota laut lainnya yang bermain di lokasi penenggelaman maka semakin baik pula. Jadi, indikator keberhasilan dari program fish shelter ini adalah kelimpahan dan keanekaragaman jenis ikan dan biota laut yang berkumpul di lokasi penenggelamannya. Istilah umum dalam perikanan yang sering kita dengar adalah “rumpon”. Namun berbeda dengan rumpon tradisional nelayan lokal Bangka Belitung yang biasanya menggunakan pelepah kelapa yang tidak bertahan lama, salah satu tantangan dalam program fish shelter ini adalah menggunakan media yang dapat bertahan minimal 3 (tiga) tahun sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih lama dan dinilai baik oleh Kementerian ESDM RI. Program reklamasi dan pascatambang secara umum dinilai oleh kemeterian ESDM RI untuk perusahaan BUMN dan Modal Asing (PMA). Sementara untuk perusahaan tambang swasta nasional dinilai oleh dinas ESDM Provinsi.

Program reklamasi dan pascatambang di laut ini merupakan amanah dari Lampiran VI D.1.b.24 KEPMEN ESDM No 1827 K/30/MEM/2019 yang berusaha untuk diterapkan oleh PT TIMAH Tbk.  Karenanya, lokasi pelaksanaan diutamakan dilakukan di dalam lokasi IUP PT TIMAH Tbk. Namun hal ini baru dapat diterapkan untuk perairan Tanjung Kubu Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan, perairan tanjung ular, dan perairan Pantai Tembilok Kecamatan Mentok Kabupaten Bangka Barat.

Sedangkan untuk lokasi lainnya; Perairan Pulau Pemain Permis Kabupaten Bangka Selatan, Perairan Pulau Panjang Kabupaten Bangka Tengah, Perairan Penyusuk Kecamatan Belinyu, Perairan Rebo dan Matras Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka dilakukan di luar IUP namun masih berada dalam lokasi wilayah studi dokumen lingkungan hidup (AMDAL) PT TIMAH Tbk sesuai hasil konsultasi dengan Kementerian ESDM RI. Hal ini karena kondisi di dalam IUP belum kondusif untuk dilakukan penenggelaman modul fish shelter. Banyak daerah IUP laut PT TIMAH Tbk yang masih beroperasi kegiatan tambang. Alat operasi tambang di laut tak hanya milik PT TIMAH Tbk tetapi terdapat juga Kapal Isap Produksi (KIP) milik swasta yang memiliki IUP bersebelahan atau tidak jauh dari IUP PT TIMAH Tbk dan Tambang Inkonvensional (TI Apung_red) yang dilakukan oleh ‘masyarakat’ baik jenis TI ponton ataupun TI tower yang jumlahnya tidak sedikit. Jika hasil dari survei kondisi perairan di dalam IUP telah kondusif untuk dilakukan program fish shelter tentu prioritas utama dilakukan di dalam IUP. Namun kebijakan terkait perencanaan tambang ini tak hanya melibatkan pihak perusahaan, tetapi kejelasan dan ketegasan regulasi dari pemerintah daerah dan pusat pun sangat penting.

Berbasis Masyarakat


Dengan kepercayaan yang telah diberikan kepada tim di Yayasan Sayang Babel Kite, maka asas pelaksanaan program fish shelter adalah harus berbasis masyarakat. Belajar dari kegiatan penenggelaman fish shelter yang pernah dilakukan oleh PT TIMAH Tbk sebelumnya maka untuk kegiatan reklamasi tambang laut ini dirancang agar masyarakat atau nelayan lokal-lah sebagai pelaksana utama. Semua lokasi pelaksanaan program fish shelter dilakukan bersama-sama dengan nelayan atau masyarakat lokal. Karenanya, bentuk dari fish shelter pun dirancang tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat. Sehingga dapat diangkat dengan tenaga manusia dan cukup/tertampung jika dibawa dengan perahu nelayan lokal. Karenanya, proses penenggelaman dilakukan oleh nelayan lokal dan menggunakan perahu nelayan lokal. Fish shelter yang dibuat merupakan rangka besi yang dilapisi cat untuk mengurangi korosi dan kemudian diberi pemberat agar tak mudah hanyut oleh arus laut. Harapannya, dengan masyarakat khususnya nelayan lokal terlibat langsung maka merekalah yang nanti akan menjadi actor utama menjaga fish shelter yang telah mereka tenggelamkan. Selain itu lokasi yang ditenggelamkan pun telah disepakati sehingga tidak terjadi permasalahan dengan nelayan jaring yang dapat tersangkut pada rangka fish shelter. Sebagai contoh, ada nelayan lokal dari Kelurahan Matras Kecamatan Sungailiat yang mengaku jaringnya tersangkut pada rangka fish shelter dan memang saat penyelaman ditemukan ada jaring yang tersangkut pada rangka besi fish shelter. Namun nelayan tersebut tidak menyalahkan tim pelaksana program fish shelter karena memang dalam pelaksanaan programnya dilakukan bersama dengan pihak nelayan sendiri. Fish shelter yang di tenggelamkan memang tidak disarankan untuk nelayan jaring melainkan untk nelayan pancing. Karena menghindari agar jaring tidak rusak tersangkut dan fish shelter pun tidak terbalik atau rusak karena ditarik jaring. Dengan demikian harapannya ikan di lokasi penenggelaman ditangkap dengan cara yang lebih lestari dan berkelanjutan.


Gambar 1. Nelayan lokal yang menenggelamkan fish shelter


Gambar 2. Fish shelter di daerah Tanjung Ular Mentok


Gambar 3. Fish shelter di daerah Penyusuk Belinyu (tampak ikan kakap merah)
  



Lokasi Baru Daerah Tangkapan 


Sejak pertama pelaksanaan program reklamasi tambang laut PT TIMAH Tbk tahun 2018 bersama dengan Universitas Bangka Belitung (UBB) kemudian terus dilanjutkan hingga saat ini, lokasi penenggelaman fish shelter telah menjadi lokasi baru daerah tangkapan nelayan lokal setempat. Media besi fish shelter telah ditempel oleh telur cumi, telur sotong dan berbagai biota laut seperti karang keras, teritip, pelecypoda, makroalga, sponge, karang lunak, dll. Sementara di loaksi penenggelamannya sudah banyak ikan yang bermain di dalam maupun di sekitarnya. Ikan ekonomis penting yang ditemukan berdasarkan hasil monitoring di lapangan misalnya; Kakap Merah, Jarang Gigi/Sisik Tembaga, Seminyak, Kerapu, Selar, Seruit, Ketarap, dll. Selain itu ditemukan sotong, kepiting, udang, dan siput. Tak heran jika akhirnya lokasi penenggelaman fish shelter berubah menjadi rumah baru bagi biota laut. Iniah yang kemudian menjadikannya sebagai lokasi baru tangkapan nelayan lokal khususnya nelayan pancing.


Gambar 4. Fish shelter yang tersangkut jaring nelayan 



Gambar 5.
Fish shelter yang ditempeli dengan telur cumi-cumi 
   


Rencana Masa Depan 

Secara umum, fish shelter yang dirancang merupakan sarana yang efektif untuk mengumpulkan ikan. Namun disisi lain, metode ini pun akan sangat efektif untuk menghabiskan ikan di lautan jika penangkapan tidak terkendali. Ikan yang berkumpul akan sangat mudah ditangkap lalu akan memacu terjadinya overfishing. Apalagi dengan tidak tegasnya pembatasan tangkapan berdasarkan jenis, musim, ukuran, kapasitas, dll. Lautan yang cenderung open acces sehingga setiap orang terkesan boleh ambil. Atau paradigma yang tergambar selama ini adalah lautan adalah sumber penghasilan bukanlah sumber simpanan yang harus dijaga dan dikelola untuk anak cucu. Tim pelaksana berharap ke depan lokasi penenggelaman fish shelter sebenarnya dapat menjadi tempat terlindung (konservasi) bagi ikan-ikan dan biota laut lainnya yang aman bermain, memijah dan bertelur sehingga menjadi bank ikan yang kemudian menjadi sumber ikan-ikan yang ada di sekitarnya. Konsep ini dapat digabungkan dengan konsep konservasi perairan yang sedang digalakkan oleh pemerintah daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Dengan begitu, mimpi laut menjadi masa depan kita akan semakin nyata. Insya Allah. 
 Gambar 6. Sekelompok ikan selar kuning (ciw) yang bermain di sekitar fish shelter 






FISHING GROUND FISH SHELTER PROGRAM REKLAMASI TAMBANG LAUT PT TIMAH Tbk
Ditulis oleh : Indra Ambalika Syari S.Pi, M.Si bin H. Syarnubi 
Dosen Ilmu Kelautan – Universitas Bangka Belitung - 2019





Next
This is the most recent post.
Posting Lama

0 komentar:

Posting Komentar