Breaking News
Loading...
Senin, 07 Oktober 2013

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, penelitian rumpon atraktor cumi yang di gagas oleh Indra Ambalika yang merupakan ketua bidang pengembangan bahari Yayasan Sayang Babel Kite (SBK) sekaligus dosen perikanan Universitas Bangka Belitung dengan menggunakan bahan drum bekas yang dilakukan mulai dari bulan Oktober 2012 hingga Mei 2013 di perairan Tuing Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka telah banyak dipublikasikan oleh beberapa media lokal hingga televisi swasta nasional. Berawal dari tawaran drum bekas aspal dari Bapak Bambang Patijaya S.E, MM yang juga merupakan dewan pendiri Yayasan SBK yang dimodifikasi menjadi rumpon untuk tempat bertelur cumi-cumi ternyata memberikan hasil yang sangat efektif. Rumpon atraktor cumi dari bahan drum bekas sangat efektif menjadi tempat penempelan telur cumi khususnya “Cumi Bangka” (Loligo chinensis. Gray 1849). Tercatat bahwa ulasan tentang rumpon atraktor cumi telah dimuat di harian Bangkapos pada tanggal 27 November 2012. Selain itu publikasi mengenai rumpon cumi pun telah dimuat di harian Tribun Sumsel dan Tribun Banjarmasin. 
Gambar 1. Anakan cumi hasil penetasan di akuarium
Gambar 2. Penetasan telur cumi

Gambar 3. Telur cumi yang menempel pada rumpon drum bekas
Hal lain yang cukup mengejutkan adalah pada tanggal 25 Mei 2013, penenggelaman rumpon atraktor cumi baru dan monitoring rumpon lama yang telah ditenggelamkan diliput langsung oleh televisi swasta nasional Trans7 untuk program “Laptop Si Unyil”. Hasil liputan pun telah ditayangkan pertama kali pada Tanggal 3 Juni 2013. Sebenarnya, pada bulan Maret 2013 tim dari “Jejak Petualang” Trans7 pun telah datang ke Tuing langsung untuk meliput rumpon atraktor cumi yang telah ditenggelamkan. Sayangnya pengambilan video underwater tidak mungkin dilakukan karena kondisi gelombang yang masih besar dan air masih keruh karena musim barat di daerah Tuing pada saat itu sehingga akhirnya liputan tidak dapat dilakukan. Pihak Trans7 mengetahui informasi mengenai rumpon atraktor cumi dari artikel tentang rumpon cumi dari website Yayasan SBK dan website Universitas Bangka Belitung.
Gambar 4. Proses pengambilan gambar (liputan) dari stasiun televisi Trans7
Gambar 5. Proses pengambilan gambar (liputan) dari stasiun televisi Trans7
Gambar 6. Proses pengambilan gambar (liputan) dari stasiun televisi Trans7
Gambar 7. Proses pengambilan gambar (liputan) dari stasiun televisi Trans7
Alhamdulillah rumpon atraktor cumi dari drum bekas ini dapat menjadi topik penelitian yang sangat menarik dan terbarukan. Penelitian rumpon atraktor cumi menjadi penelitian tugas akhir Tesis (S2) Indra Ambalika, Disertasi (S3) oleh Wawan Oktariza (Dosen Institut Pertanian Bogor), dan skripsi oleh Marwazi dan Shofyan Fandhi. Penelitian rumpon atraktor cumi merupakan penelitian awal untuk program pengkayaan stok “Cumi Bangka” di perairan Bangka dan Belitung khususnya. Telur yang menempel pada rumpon atraktor cumi telah berhasil ditetaskan di akuarium. Sayangnya program pembesaran masih gagal karena masih terkendala dengan pakan alami untuk anak cumi yang baru menetas. Namun inovasi-inovasi dalam penelitian akan terus dilakukan. 

Harga Cumi Bangka relatif mahal. Saat ini (September 2013), harga cumi berkisar antara Rp 35.000 – 40.000,-/kg di pasar ikan sungailiat. Sedangkan di swalayan besar di JABODETABEK harganya sekitar Rp 50.000 – 65.000,-/kg untuk cumi basah. Selain dijual segar, Cumi Bangka juga di bekukan (frozen) untuk diekspor ke Singapura dan Malaysia. Sedangkan untuk cumi kering, harganya mencapai 150.000,-/kg dan merupakan salah satu komoditi ekspor ke Thailand (informasi didapat melalui wawancara langsung dengan pengusaha cumi Bangka). 

Permasalahan yang terjadi saat ini adalah laju penangkapan cumi di alam sudah tidak berimbang dengan laju reproduksi dan pertumbuhan cumi-cumi. Armada tangkap semakin banyak dan peralatan penangkapan ikan yang semakin maju dan modern membuat hasil tangkapan cumi-cumi semakin sedikit dan ukuran cumi-cumi yang ditangkap semakin kecil. Karenanya, program pengkayaan stok dan pembesaran cumi-cumi menjadi sangat penting untuk dilakukan. Potensi besar Cumi Bangka diikuti pula oleh ancaman besar terhadap penangkapan berlebih (overfishing), karenanya sangat butuh sentuhan pengelolaan dari pemerintah daerah khususnya yang mengemban amanah dalam mengelola sumberdaya alam yang ada agar memberikan manfaat untuk generasi saat ini dan generasi mendatang. Tak hanya membiarkan begitu saja kondisi yang terjadi. Semoga dengan pergantian pimpinan baru di Kabupaten Bangka dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan angin segar perubahan yang lebih baik untuk potensi alam di daerah ini. 

0 komentar:

Posting Komentar