Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, penelitian rumpon atraktor cumi yang di gagas oleh Indra Ambalika yang
merupakan ketua bidang pengembangan bahari Yayasan Sayang Babel Kite (SBK) sekaligus
dosen perikanan Universitas Bangka Belitung dengan menggunakan bahan drum bekas
yang dilakukan mulai dari bulan Oktober 2012 hingga Mei 2013 di perairan Tuing
Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka telah banyak dipublikasikan oleh beberapa
media lokal hingga televisi swasta nasional. Berawal dari tawaran drum bekas
aspal dari Bapak Bambang Patijaya S.E, MM yang juga merupakan dewan pendiri Yayasan
SBK yang dimodifikasi menjadi rumpon untuk tempat bertelur cumi-cumi ternyata
memberikan hasil yang sangat efektif. Rumpon atraktor cumi dari bahan drum
bekas sangat efektif menjadi tempat penempelan telur cumi khususnya “Cumi
Bangka” (Loligo chinensis. Gray
1849). Tercatat bahwa ulasan tentang rumpon atraktor cumi telah dimuat di
harian Bangkapos pada tanggal 27 November 2012. Selain itu publikasi mengenai rumpon cumi pun
telah dimuat di harian Tribun Sumsel dan Tribun Banjarmasin.
 |
Gambar 1. Anakan cumi hasil penetasan di akuarium |
 |
Gambar 2. Penetasan telur cumi |
 |
Gambar 3. Telur cumi yang menempel pada rumpon drum bekas |
Hal lain yang cukup
mengejutkan adalah pada tanggal 25 Mei 2013, penenggelaman rumpon atraktor cumi baru
dan monitoring rumpon lama yang telah ditenggelamkan diliput langsung oleh televisi
swasta nasional Trans7 untuk program “Laptop Si Unyil”. Hasil liputan pun telah ditayangkan pertama kali
pada Tanggal 3 Juni 2013. Sebenarnya, pada bulan Maret 2013 tim dari “Jejak
Petualang” Trans7 pun telah datang ke Tuing langsung untuk meliput rumpon
atraktor cumi yang telah ditenggelamkan. Sayangnya pengambilan video underwater tidak mungkin dilakukan
karena kondisi gelombang yang masih besar dan air masih keruh karena musim
barat di daerah Tuing pada saat itu sehingga akhirnya liputan tidak dapat dilakukan. Pihak Trans7 mengetahui informasi mengenai rumpon atraktor cumi
dari artikel tentang rumpon cumi dari website Yayasan SBK dan website Universitas
Bangka Belitung.
 |
Gambar 4. Proses pengambilan gambar (liputan) dari stasiun televisi Trans7 |
 |
Gambar 5. Proses pengambilan gambar (liputan) dari stasiun televisi Trans7 |
 |
Gambar 6. Proses pengambilan gambar (liputan) dari stasiun televisi Trans7 |
 |
Gambar 7. Proses pengambilan gambar (liputan) dari stasiun televisi Trans7 |
Alhamdulillah
rumpon atraktor cumi dari drum bekas ini dapat menjadi topik penelitian yang
sangat menarik dan terbarukan. Penelitian rumpon atraktor cumi menjadi
penelitian tugas akhir Tesis (S2) Indra Ambalika, Disertasi (S3) oleh Wawan Oktariza
(Dosen Institut Pertanian Bogor), dan skripsi oleh Marwazi dan Shofyan Fandhi. Penelitian
rumpon atraktor cumi merupakan penelitian awal untuk program pengkayaan stok “Cumi
Bangka” di perairan Bangka dan Belitung
khususnya. Telur yang menempel pada rumpon atraktor cumi telah berhasil
ditetaskan di akuarium. Sayangnya program pembesaran masih gagal karena masih
terkendala dengan pakan alami untuk anak cumi yang baru menetas. Namun
inovasi-inovasi dalam penelitian akan terus dilakukan.
Harga Cumi Bangka relatif mahal. Saat ini (September 2013), harga
cumi berkisar antara Rp 35.000 – 40.000,-/kg di pasar ikan sungailiat. Sedangkan di swalayan besar
di JABODETABEK harganya sekitar Rp 50.000 – 65.000,-/kg untuk cumi basah.
Selain dijual segar, Cumi Bangka juga di bekukan (frozen) untuk diekspor ke Singapura dan Malaysia. Sedangkan untuk cumi
kering, harganya mencapai 150.000,-/kg dan merupakan salah satu komoditi ekspor ke Thailand
(informasi didapat melalui wawancara langsung dengan pengusaha cumi Bangka).
Permasalahan yang terjadi saat ini adalah laju penangkapan cumi di alam sudah
tidak berimbang dengan laju reproduksi dan pertumbuhan cumi-cumi. Armada
tangkap semakin banyak dan peralatan penangkapan ikan yang semakin maju dan
modern membuat hasil tangkapan cumi-cumi semakin sedikit dan ukuran cumi-cumi
yang ditangkap semakin kecil. Karenanya, program pengkayaan stok dan pembesaran
cumi-cumi menjadi sangat penting untuk dilakukan. Potensi besar Cumi Bangka diikuti pula oleh ancaman besar terhadap penangkapan
berlebih (overfishing), karenanya
sangat butuh sentuhan pengelolaan dari pemerintah daerah khususnya yang
mengemban amanah dalam mengelola sumberdaya alam yang ada agar memberikan
manfaat untuk generasi saat ini dan generasi mendatang. Tak hanya membiarkan
begitu saja kondisi yang terjadi. Semoga dengan pergantian pimpinan baru
di Kabupaten Bangka dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan angin
segar perubahan yang lebih baik untuk potensi alam di daerah ini.
0 komentar:
Posting Komentar