Breaking News
Loading...
Jumat, 06 Desember 2013

Pada hari Sabtu, tanggal 9 dan 16 November 2013, Yayasan Sayang Babel Kite dengan program mata pelajaran muatan lokal lingkungan hidup (Mulok LH) yang telah berjalan dengan SD Negeri 10 Sungailiat mengadakan praktikum lapangan untuk mengenalkan biota pantai berbatu dan melihat ekosistem terumbu karang langsung kepada siswa-siswi kelas 5 yang berjumlah 72 orang. Diakui oleh siswa, kegiatan ini merupakan kegiatan pertama kali yang dilakukan oleh siswa dengan melihat langsung ekosistem terumbu karang. Praktikum di pantai yang sebenarnya hanya berjarak sekitar 30 menit perjalanan dari sekolah. Kegiatan ini memang dikembangkan untuk mendekatkan siswa dengan alam sekitar yaitu pantai dan ekosistem terumbu karang. Peribahasa lama Alam takambang menjadi guru inilah yang mengilhami kegiatan ini. Saat ini pendidikan kita di Bangka Belitung dirasa kurang memanfaatkan alam sekitar sebagai media pembelajaran untuk mendekatkan pelajar dengan lingkungan sekitar. Memanfaatkan laboratorium alam merupakan terobosan yang sangat nyata untuk diterapkan dalam pendidikan saat ini.

Melalui Rancangan Pokok Pembelajaran (RPP) Mulok LH, tim penggagas mata pelajaran ini memang telah menyepakati dengan pihak sekolah agar pelajaran tidak hanya diberikan teori didalam kelas. Tak kalah penting adalah melakukan praktek dan kunjungan langsung ke lapangan. Nah, kegiatan snorkeling dan eksplorasi biota pantai berbatu ini merupakan salah satu bentuk nyata dari rancangan pembelajaran tersebut. Kegiatan dimulai dengan pembekalan untuk para siswa pada hari kamis (tanggal 7 dan 14 November 2013) di sekolah. Pembekalan ini dilaksanakan supaya siswa dapat mempersiapkan perlengkapan pribadi dan kelompok yang harus dibawa serta tugas apa saja yang harus dilakukan selama di lapangan. Dalam pembekalan pun disampaikan bahwa siswa tak perlu takut untuk snorkeling melihat terumbu karang meskipun mereka tidak dapat berenang sama sekali. Semua kegiatan telah dirancang sesuai dengan standar keamanan dan setiap kelompok akan dibimbing oleh kakak pendamping dari mahasiswa perikanan Universitas Bangka Belitung (UBB) yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Perikanan (HIMSAPERI) – UBB. Kegiatan ini dilakukan pada dua minggu yang berbeda karena jumlah siswa yang cukup banyak sehingga lebih mudah dalam pengawasan siswa.

Sekitar pukul 07.30 WIB siswa telah sampai di Pantai Teluk Limau - Matras Sungailiat. Tampak wajah antusias semangat pelajar untuk langsung terjun ke lapangan. Namun harus mendengarkan pengarahan dulu dari kepala sekolah yang ikut mendampingi agar kegiatan berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu ada juga guru olah raga dan guru wali kelas. Kelas 5 di SD Negeri 10 Sungailiat sebanyak 3 kelas pararel dengan jumlah tiap kelas sebanyak 24 siswa. Setelah pengarahan selesai kemudian dilanjutkan dengan permainan instruksi agar suasana menjadi menyenangkan. Siswa yang tidak dapat melaksanakan perintah sesuai instruksi akan mendapat hukuman coretan biru diwajah. Permainan ini mengingatkan para siswa agar senantiasa memperhatikan instruksi yang diberikan oleh kakak pendamping selama kegiatan di lapangan. Hal ini terkesan sederhana namun sangat penting bagi para siswa. Instruksi selama di lapangan harus diikuti dengan benar sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama kegiatan praktikum.

Gambar 1. Suasana permainan instruksi sebelum pengenalan biota laut dan snorkeling
Gambar 2. Beberapa siswa yang terkena coretan biru di wajah
Siswa dibagi menjadi dua kelompok dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kelompok pertama melakukan eksplorasi pengenalan biota khas pantai berbatu, sedangkan kelompok kedua melakukan kegiatan snorkeling melihat terumbu karang. Kedua kelompok kemudian berganti setelah batas waktu yang telah ditentukan. Dapat ditebak, kegiatan snorkeling melihat terumbu karang lah yang paling diminati oleh para siswa. Namun kegiatan pengenalan biota pun tak kalah menyenangkan. Siswa antusias mencari biota laut kemudian mendokumentasikannya dengan kamera digital maupun kamera handphone. Foto-foto ini kemudian akan dihimpun dalam satu berkas sebagai bahan pembelajaran dikelas nanti. Berbagai biota laut yang didapat mulai dari kepiting, siput, teripang, ikan hingga alga. 

Gambar 3. Suasana pengenalan biota laut
Gambar 4. Pencarian biota laut di lokasi pantai berbatu
Gambar 5. Beberapa biota laut yang berhasil ditemukan oleh para siswa
Gambar 6. Siswa bersama kakak pendamping dari HIMPSAPERI UBB
Sementara itu, kegiatan snorkeling diawali dengan pengenalan siswa cara memakai pelampung (livejacket) dan perlengkapan snorkeling. Siswa diajari cara bernafas dengan snorkel dan tidak panik selama di air. Ada wajah yang tegang namun jauh lebih banyak wajah yang bersemangat untuk mencoba. Kegiatan ini sengaja dirancang untuk pelajar sekolah dasar karena anak-anak memiliki semangat yang jauh lebih besar untuk ingin tahu hal yang baru. Kondisi air laut sebenarnya tidak terlalu bersahabat untuk snorkeling saat itu. Air laut pasang tinggi dan kejernihan air yang kurang maksimal sebagaimana seharusnya. Ditambah lagi dengan kondisi gelombang yang tidak terlalu tenang. Bahkan diminggu kedua (tanggal 16 November 2013) hujan sempat turun. Namun semangat antusias para siswa mengalahkan segalanya. Panitia kegiatan dari Yayasan SBK bersama HIMSAPERI UBB akhirnya memutuskan snorkeling dilakukan dengan sistem satu pendamping satu siswa. Artinya, setiap satu orang siswa dibawa melihat terumbu karang di Pantai Teluk Limau satu persatu. Untunglah jumlah kakak pendamping cukup banyak sehingga semua siswa dapat kesempatan untuk menikmati pengalaman snorkeling di laut. Hampir semua siswa yang telah diajak snorkeling melontarkan komentar yang sama yaitu: ”Mau Lagi!”.

Gambar 7. Kakak pendamping mengajarkan cara pemakaian alat Snorkel
Gambar 8. Kakak pendamping membantu memasang alat Snorkel
Gambar 9. Siswa belajar  teknik dasar snorkeling
Gambar 10. Siswa makan siang bersama setelah kegiatan usai
Gambar 11. Siswa, guru,  kakak pendamping HISMAPERI UBB dan pengurus dari Yayasan SBK berfoto bersama usai kegiatan

Kami yakin dan percaya, pengalaman praktek lapangan di Pantai Teluk Limau – Matras Sungailiat akan menjadi pembelajaran yang berharga bagi para siswa. Inilah upaya Yayasan SBK dalam mendekatkan generasi muda dengan lingkungan alam yang kemudian menumbuhkan kecintaan dan kepedulian dengan kondisi lingkungan hidup di Bangka Belitung.

0 komentar:

Posting Komentar