Pada hari Sabtu,
tanggal 9 dan 16 November 2013, Yayasan Sayang Babel Kite dengan program mata
pelajaran muatan lokal lingkungan hidup (Mulok LH) yang telah berjalan dengan
SD Negeri 10 Sungailiat mengadakan praktikum lapangan untuk mengenalkan biota
pantai berbatu dan melihat ekosistem terumbu karang langsung kepada siswa-siswi
kelas 5 yang berjumlah 72 orang. Diakui oleh siswa, kegiatan ini merupakan
kegiatan pertama kali yang dilakukan oleh siswa dengan melihat langsung ekosistem
terumbu karang. Praktikum di pantai yang sebenarnya hanya berjarak sekitar
30 menit perjalanan dari sekolah. Kegiatan ini memang dikembangkan untuk
mendekatkan siswa dengan alam sekitar yaitu pantai dan ekosistem terumbu
karang. Peribahasa
lama “Alam takambang menjadi guru” inilah yang mengilhami kegiatan ini. Saat ini pendidikan kita di Bangka Belitung dirasa
kurang memanfaatkan alam sekitar sebagai media pembelajaran untuk mendekatkan
pelajar dengan lingkungan sekitar. Memanfaatkan
laboratorium alam merupakan terobosan yang sangat nyata untuk diterapkan
dalam pendidikan saat ini.
Melalui Rancangan
Pokok Pembelajaran (RPP) Mulok LH, tim penggagas mata pelajaran ini memang
telah menyepakati dengan pihak sekolah agar pelajaran tidak hanya diberikan
teori didalam kelas. Tak kalah penting adalah melakukan praktek dan kunjungan langsung ke lapangan. Nah, kegiatan snorkeling
dan eksplorasi biota pantai berbatu ini merupakan salah satu bentuk nyata dari
rancangan pembelajaran tersebut. Kegiatan dimulai dengan pembekalan untuk para siswa pada hari kamis
(tanggal 7 dan 14 November 2013) di sekolah. Pembekalan ini dilaksanakan supaya siswa dapat mempersiapkan perlengkapan
pribadi dan kelompok yang harus dibawa serta tugas apa saja yang harus dilakukan selama
di lapangan. Dalam pembekalan pun disampaikan bahwa
siswa tak perlu takut untuk snorkeling
melihat terumbu karang meskipun mereka tidak dapat berenang sama sekali. Semua
kegiatan telah dirancang sesuai dengan standar keamanan dan setiap kelompok
akan dibimbing oleh kakak pendamping dari mahasiswa perikanan Universitas
Bangka Belitung (UBB) yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Perikanan (HIMSAPERI)
– UBB. Kegiatan ini dilakukan pada dua minggu yang berbeda karena jumlah siswa yang cukup
banyak sehingga lebih mudah dalam pengawasan siswa.
Sekitar pukul
07.30 WIB siswa telah sampai di Pantai Teluk Limau - Matras Sungailiat. Tampak
wajah antusias semangat pelajar untuk langsung terjun ke lapangan. Namun harus
mendengarkan pengarahan dulu dari kepala sekolah yang ikut mendampingi agar
kegiatan berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu ada juga
guru olah raga dan guru wali kelas. Kelas 5 di SD Negeri 10 Sungailiat sebanyak
3 kelas pararel dengan jumlah tiap kelas sebanyak 24 siswa. Setelah pengarahan selesai kemudian dilanjutkan dengan permainan instruksi agar suasana menjadi menyenangkan. Siswa yang
tidak dapat melaksanakan perintah sesuai instruksi akan mendapat hukuman coretan biru diwajah. Permainan ini
mengingatkan para siswa agar senantiasa memperhatikan instruksi yang diberikan
oleh kakak pendamping selama kegiatan di lapangan. Hal ini terkesan sederhana
namun sangat penting bagi para siswa. Instruksi selama di lapangan harus diikuti
dengan benar sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama
kegiatan praktikum.
 |
Gambar 1. Suasana permainan instruksi sebelum pengenalan biota laut dan snorkeling |
 |
Gambar 2. Beberapa siswa yang terkena coretan biru di wajah |
Siswa dibagi menjadi dua kelompok dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kelompok pertama melakukan eksplorasi
pengenalan biota khas pantai berbatu, sedangkan kelompok kedua melakukan
kegiatan snorkeling melihat terumbu karang. Kedua kelompok kemudian berganti setelah batas waktu yang telah ditentukan. Dapat ditebak, kegiatan snorkeling melihat terumbu karang lah
yang paling diminati oleh para siswa. Namun kegiatan pengenalan biota pun tak
kalah menyenangkan. Siswa antusias mencari biota laut kemudian
mendokumentasikannya dengan kamera digital maupun kamera handphone. Foto-foto ini kemudian akan dihimpun dalam satu berkas sebagai bahan pembelajaran dikelas nanti. Berbagai biota laut yang didapat
mulai dari kepiting, siput, teripang, ikan hingga alga.
 |
Gambar 3. Suasana pengenalan biota laut |
 |
Gambar 4. Pencarian biota laut di lokasi pantai berbatu |
 |
Gambar 5. Beberapa biota laut yang berhasil ditemukan oleh para siswa |
 |
Gambar 6. Siswa bersama kakak pendamping dari HIMPSAPERI UBB |
Sementara itu, kegiatan
snorkeling diawali dengan pengenalan siswa cara memakai pelampung (livejacket) dan perlengkapan snorkeling. Siswa diajari cara bernafas
dengan snorkel dan tidak panik selama di air. Ada wajah yang tegang namun jauh lebih banyak
wajah yang bersemangat untuk mencoba. Kegiatan ini
sengaja dirancang untuk pelajar sekolah dasar karena anak-anak memiliki
semangat yang jauh lebih besar untuk ingin tahu hal yang baru. Kondisi air laut
sebenarnya tidak terlalu bersahabat untuk snorkeling
saat itu. Air laut pasang tinggi dan kejernihan air yang kurang maksimal
sebagaimana seharusnya. Ditambah lagi dengan kondisi gelombang yang tidak
terlalu tenang. Bahkan
diminggu kedua (tanggal 16 November 2013) hujan sempat turun. Namun semangat
antusias para siswa mengalahkan segalanya. Panitia kegiatan dari Yayasan SBK
bersama HIMSAPERI UBB akhirnya memutuskan snorkeling
dilakukan dengan sistem satu pendamping satu siswa. Artinya, setiap satu orang
siswa dibawa melihat terumbu karang di Pantai Teluk Limau satu persatu.
Untunglah jumlah kakak pendamping cukup banyak sehingga semua siswa dapat
kesempatan untuk menikmati pengalaman snorkeling
di laut. Hampir semua siswa yang telah diajak snorkeling melontarkan komentar yang sama yaitu: ”Mau Lagi!”.
 |
Gambar 7. Kakak pendamping mengajarkan cara pemakaian alat Snorkel |
 |
Gambar 8. Kakak pendamping membantu memasang alat Snorkel |
 |
Gambar 9. Siswa belajar teknik dasar snorkeling |
 |
Gambar 10. Siswa makan siang bersama setelah kegiatan usai |
 |
Gambar 11. Siswa, guru, kakak pendamping HISMAPERI UBB dan pengurus dari Yayasan SBK berfoto bersama usai kegiatan |
Kami yakin dan percaya, pengalaman praktek lapangan di Pantai Teluk Limau –
Matras Sungailiat akan menjadi pembelajaran yang berharga bagi para siswa. Inilah
upaya Yayasan SBK dalam mendekatkan generasi muda dengan lingkungan alam yang
kemudian menumbuhkan kecintaan dan kepedulian dengan kondisi lingkungan hidup di
Bangka Belitung.
0 komentar:
Posting Komentar