Breaking News
Loading...
Jumat, 07 Juli 2017



Singkatnya saya simpulkan nasib penyu di Bangka Belitung adalah “complicated”. Hehehe..
Eksplorasi terumbu karang tahun 2009 di Desa Tanjung Labu Pulau Lepar Kabupaten Bangka Selatan secara tidak sengaja saya dan mahasiswa menemukan penyu besar tergeletak telentang dipinggir pantai. Setelah dicek dapat disimpulkan itu adalah Penyu Hijau. Kedua lengannya terluka parah. Kondisi penyu masih hidup. Nafasnya tersengal-sengal dalam kondisi telentang dan berusaha membalikkan badan tapi tak bisa. Pasir tersembur saat penyu menghembuskan nafasnya setelah lelah berusaha. Kami akhirnya membantu membalikkan penyu naas tersebut. Tak jauh dari tempat tersebut kami pun menemukan penyu yang berukuran lebih kecil tapi sudah mati. Kaku.

Penyu terluka di desa Tanjung Labu Pulau Lepar Kabupaten Bangka Selatan Babel

Setelah wawancara dengan masyarakat lokal, dapat disimpulkan bahwa penyu tersebut sengaja dibunuh karena seringkali penyu masuk kedalam sero (alat tangkap ikan jenis perangkap). Karena khawatir dapat merusak sero sehingga akhirnya penyu tersebut dibunuh. Ironisnya, hampir sepanjang karang tepi di desa tanjung labu ada sero masyarakat. Penyu dibiarkan seperti itu begitu saja karena masyarakat tanjung labu tidak mengkonsumsi penyu.


Menyedihkan Melihat Penyu sekarat yang terluka di desa Tanjung Labu Pulau Lepar Kabupaten Bangka Selatan Babel

Eksplorasi terumbu karang tahun 2010 di Pulau Simbang dan Karang Kering Bedukang Desa Deniang Kabupaten Bangka saya dan tim mahasiswa menemukan penyu yang mengambang tersangkut jaring bekas. Penyu Sisik. Kondisinya telah membusuk. Itulah bahayanya membuang atau membiarkan jaring di laut. Dapat tersangkut dengan biota tak bersalah seperti penyu, lumba-lumba, dugong, dll.


Penyu mati tersangkut jaring bekas  nelayan yang mengambang di perairan laut Bedukang Kabupaten Bangka Babel

Tahun ini, 2017, saya menemani seorang dosen kelautan senior menyusuri pantai Dusun Tuing Desa Mapur Kabupaten Bangka. Survey terumbu karang dan juga melihat potensi yang ada. Salahsatunya adalah tempat bertelur penyu di pantai berpasir. Saat wawancara dengan masyarakat lokal, pak dosen terkejut mendengar komentar masyarakat “Kalau kami disini (tuing) ketemu dengan penyu bertelur, telurnya kami ambil untuk dimakan, penyunya kami potong untuk dimasak. Intinya, berarti kita sedang beruntung kalo ketemu dengan penyu bertelur. Tidak ada yang mubazir dari laut”. saya menahan ketawa ketika melihat ekspresi masyarakat yang polos dan pak dosen yang terkaget-kaget. Wekekekekk..

Telur penyu pun masih sering kita jumpai dijual di pasar tradisional. Apalagi di Pulau Belitung. Baik di Tanjung Pandan ataupun di Manggar. Eksplorasi terakhir di bulan juni 2017, 11 butir telur Penyu Hijau dijual Rp 20.000,-. Untuk telur Penyu Sisik sekitar 15 butir dengan harga yang sama di pasar manggar. Telur penyu berasal dari pulau-pulau kecil disekitaran Pulau Belitung seperti Pulau Memperak, Pulau Nanas di Kabupaten Belitung Timur. Pulau Selema, Pulau Kueel, Pulau Gresik, pulau-pulau kecil dari Kecamatan Selat Nasik, Pegantungan dan Membalong Kabupaten Belitung.


Telur Penyu Hijau dan Sisik yang dijual di pasar Manggar Belitung Timur Babel

Disisi lain, penangkaran penyu (penetasan dan pembesaran) telah banyak pula dilakukan. Seperti di pantai Tongachi sungailiat kabupaten Bangka, penangkaran penyu di Desa Guntung Kabupaten Bangka Tengah, dan kelompok binaan penangkaran penyu oleh pemda (Dinas Kelautan dan Perikanan). Beberapa pemda pun mulai merintis penangkaran penyu pun.

Solusi Realistis Pelestarian Penyu Bangka Belitung

Usaha penangkaran penyu sayangnya masih berbanding juga dengan konsumsi telur dan kasus kamatian penyu. Inilah yang mendasari kalimat awal dalam tulisan ini. Harusnya, peningkatan kesadaran masyarakat dibangun secara perlahan dan berkelanjutan. Mungkin dapat dimulai dari pelajar/siswa. Selain itu dapat digabung dengan konsep wisata konservasi penyu seperti yang pernah saya ikuti di Pulau Lengkuas Belitung di tahun 2012 (tak perlu ambil contoh pembanding lokasi jauh-jauh di Derawan atau Bali). Penjaga Pulau Lengkuas mengumpulkan telur penyu yang bersarang di pulau tersebut lalu membuat tempat penetasan yang lebih baik. Tukik yang menetas kemudian ditempatkan di wadah dan bagi para wisatawan dapat melepas tukik sekaligus berfoto ria dengan harga Rp 30.000,-/tukik (bandingkan dengan harga telur penyu biasa yang dijual di pasar). Waktu itu saya dan istri membeli 2 ekor tukik untuk kami lepaskan sekalian mengulang bulan madu, hehe... Jika dihitung-hitung, keuntungan menjual tukik sebenarnya jauh lebih besar. Misalkan saja kita menemukan 110 butir telur Penyu Hijau, jika dijual telurnya mendapatkan uang Rp 200.000,-. Jika kita menjual tukik, dengan persentase penetasan 50% saja (55 tukik), kita mendapat uang Rp 1.650.000 ,-. Di beberapa tempat bahkan adopsi tukik (melepas tukik ke laut) seharga Rp 50.000,-/tukik. Artinya secara rekaya ekonomi hal ini dapat diterapkan. Rekayasa sosial sebenarnya tinggal mengikuti. Sangat simple untuk dilakukan jika memang pemerintah fokus ikut membantu program pelestarian penyu di Bangka Belitung seiring dengan meningkatnya sektor pariwisata. Karena tukik dan penyu dapat menjadi daya tarik wisata bahari kita.

Penulis sedang melepaskan tukik (anak penyu) yang menjadi wisata berbasis konservasi tukik di pulau Lengkuas Belitung Babel


Selain itu, perlu realisasi perlindungan habitat bertelur penyu dalam bentuk Kawasan Konservasi Perairan Daerah. Seperti tulisan saya terkait ikan Napoleon di Bangka Belitung, http://www.sayangbabel.com/2017/07/ikan-napoleon-di-bangka-belitung.html
 
KKPD di daerah kita masih sebatas laporan di atas kertas. Zona inti sebenarnya tidak ada karena tidak ada “no take zone” di perairan Bangka Belitung. Salahsatu contoh daerah yang terkenal sebagai tempat bertelur penyu Adalah Pulau Selemar Desa Gresik Kecamatan Selat Nasik Kabupaten Belitung. Pulau dengan tutupan karang hidup sekitar 81% di tahun 2010 kini tinggal cerita karena telah rusak parah akibat penangkapan yang tidak ramah (destruktif fishing). Bangun kawasan konservasi perairan berbasis masyarakat yang berkelanjutan untuk pelestarian penyu di Bangka Belitung.


Pulau Selema Kecamatan Selat Nasik Belitung yang merupakan tempat favorite penyu bertelur



Penulis dan Fotografer by : Indra Ambalika Syari, S.Pi, M.Si bin H. Syarnubi
Wakil ketua Yayasan Sayang Babel Kite




2 komentar: