Yayasan Sayang Babel Kite (SBK) mencoba focus untuk
membangun daerah binaannya. Tahap pertama dan diharap menjadi daerah percontohan
adalah Dusun Tuing Desa Mapur Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka. Dusun terpencil
dan jarang tersentuh tangan pembinaan baik oleh perusahaan swasta maupun pemerintah
daerah. Miris memang… padahal kawasan Desa Mapur terdapat perusahaan tambang pasir
kuarsa, perkebunan sawit dan pertambangan timah baik milik PT Timah tbk maupun swasta. Tak
masuk akal sebenarnya jika jalan menuju dusun ini dari dulu belum tersentu haspal.
Sedangkan Perairan Tuing merupakan perairan yang masih terjaga kondisinya secara
alami dibandingkan perairan laut lainnya di Kabupaten Bangka. Hal ini karena masyarakat
samapai saat ini dengan tegas menolak masuknya penambangan timah di perairan mereka. Dan
hebatnya masyarakat secara tegas pula tidak mau terjun menambang timah di
laut. Tak heran akhirnya perairan tuing menjadi kantong utama stok perikanan di
Kabupaten Bangka. Lihat saja perahu-perahu nelayan yang berukuran besar dari daerah
Pelabuhan Perikanan Nusantara di Sungailiat hamper semuanya menangkap ikan kearah
perairan ini.Selain ikan, ketika musim cumi-cumi dan kepiting, perairan Tuing menjadi
ramai oleh aktivitas penangkap an ikan oleh nelayan luar. Tentu saja akhirnya nelayan
di daerah Sungailiat banyak yang menangkap ikan di perairan ini karena perairan
Sungailiat rata-rata ekosistem lautnya telah hancur akibat penambangan timah laut
baik oleh kapal keruk, kapal isap produksi maupun TI apung . Nelayan di daerah Sungailiat
rata-rata mendapat kompensasi dari aktivitas tambang di laut.Mereka akhirnya menangkap
ikan keperairan Tuing yang masih alami. Ironisnya nelayan Dusun Tuing tak pernah
mendapat kompensasi dan tak pernah mendapat bantuan berarti untuk peningkatan kapasitas
sebagai nelayan seperti modernisasi alat tangkap, program manajemen keuangan,
pengolahan hasil tangkapan, pengembangan pendapatan alternative, dsb.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa merupakan bentuk
pengabdian kampus kepada masyarakat. Pada Agustus 2014, Universitas Bangka Belitung
melakukan KKN ke 9 di Dusun Tuing. Lebih dari 40 mahasiswa diterjunkan ke dusun
ini. Hal ini tentu bersinergi dengan program dari Yayasan SBK. Karenanya dalam kegiatan
tersebut Yayasan SBK membantu secara langsung penyerahan bibit karet unggul ukuran
siap tanam sebanyak 400 bibit dan bibit tanaman buah kepada Sekolah Dasar di
Dusun Tuing.
Gambar 1. Pembagian Bibit Karet kepada Siswa SD Desa Tuing
Bantuan ini diserahkan melalui mahasiswa KKN. Selain itu Yayasan
SBK ikut merancang program yang dapat diberikan oleh mahasiswa kepada masyarakat
yaitu program pembuatan rumpon cumi dan rumpon ikan dari pelepah daun sawit. Mahasiswa
KKN – UBB membantu memberikan GPS kepada perwakilan nelayan untuk menangkap ikan
di lokasi penenggelaman rumpon.
Gambar 2. Pembuatan dan Penurunan Atraktor Cumi oleh Mahasiswa KKN-UBB dengan Masyarakat Nelayan Desa Tuing
Selain ini, Yayasan SBK pun telah merekomendasikan
melalui Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Bangka untuk mencadangkan kawasan
perairan timur Kecamatan Riau Silip yang termasuk kawasan Peraian Bedukang dan Tuing
mulai dari Muara Sungai Deniang hingga Muara Suangai Tengkalet sebagai kawasan konservasi
perairan (KKP) Kabupten Bangka. Usulan ini kemudian telah dikaji dan menunggu regulasi
dari pemerintah daerah Kabupaten Bangka. Dengan dibentuknya kawasan perairan tuing
sebagai daerah KKP –Kabupaten Bangka diharapkan nantinya tidak
terdapat lagi penangkapan ikan yang merusak dan tidak memperhatikan keberlanjutan
populasi ikan serta mencegah masuknya aktivitas penambangan laut di perairan ini.
Siang... mau tanya bagaimana kondisi atraktor cumi nya apakah berhasil? ada dokumentasi lainnya
BalasHapus